Ketahui Sejarah Etnis Rohingya yang Sekarang Terdampar di Aceh
Kemunculan pengungsi Rohingya di Aceh menarik perhatian untuk kita mempelajari sejarah etnis Rohingya yang katanya berpindah-pindah dari satu tempat ke tempat lain. Kepercayaan terhadap Islam membuat warga Aceh merasa simpati terhadap mereka.
Namun, belakangan juga ramai dikabarkan mereka pernah mengungsi ke Malaysia kemudian selang beberapa tahun menuntut kemerdekaan di satu tempat di Malaysia. Atas hal tersebut, banyak yang meminta Aceh untuk waspada jika nanti mendapatkan hal sama.
Mengenal Sejarah Etnis Rohingya
Untuk memahami sejarah dengan baik, sekarang mari cari tahu dulu siapa sebenarnya mereka. Mereka adalah minoritas umat Islam yang ada di Burma, Myanmar, tepatnya di Negara Bagian Rakhine atau Arakan. Jika di Indonesia orang Islam adalah mayoritas dan Buddha adalah minoritas, maka hal itu berbanding terbalik di Myanmar. Mayoritas dari mereka memeluk agama Buddha dan Muslim hanya sebagai minoritas saja.
Berdasarkan sejarahnya, mereka terbentuk dari etnis Arab dan muslim Benggala yang memiliki profesi sebagai pedagang. Mulanya dari abad ke-7 dimana Rakhine menjadi tempat paling strategis untuk melakukan perdagangan dari berbagai negara, salah satunya India. Banyak pedagang datang ke Rakhine, salah satunya dari Muslim Arab yang kemudian menjadi cikal bakal hadirnya etnis satu ini.
Saat masa kolonial Inggris di Myanmar, kaum minoritas ini pernah menjadi mayoritas di beberapa wilayah. Sebut saja Bassein, Moulmein, Rangoon, dan Akyab. Namun, dalam sejarah etnis Rohingya itu mendapatkan penolakan dari Etnis Burma. Dampaknya, mereka terusir dan melarikan diri ke Burma bagian Utara. Berlanjut ke masa penjajahan Jepang, Rohingya pernah didiskriminasi begitu keras, meskipun akhirnya berdiri di pihak Inggris.
Dulu, mereka memiliki peran penting dalam memerdekakan Myanmar dan mengusir Jepang dari Myanmar. Sekian lama dijajah, Myanmar akhirnya merdeka tahun 1948 dan sepenuhnya terlepas dari campur tangan Inggris. Sejarah tidak dianggapnya Rohingya di negaranya sendiri bermula dari sini, ketika U Nu sebagai Perdana Menteri pertama tidak menganggap adanya mereka.
Konflik yang Mendera Rohingya
Berdasarkan sejarah etnis Rohingya setelah ditinggalkan Inggris dari Myanmar, semakin menjadi ketika Myanmar menghapus mereka sebagai ras pada 1982. Myanmar memiliki sebanyak 135 etnis, namun untuk yang satu ini benar-benar dikecualikan. Diskriminasi semakin parah bahkan mengarah ke genosida pada 1978 menyebabnya pertumpahan darah di Rakhine.
Pemerintahnya sendiri memang bermaksud membumihanguskan ras ini di Rakhine sehingga sisa dari mereka lari ke Bangladesh. Pembantaian di negaranya sendiri membuat mereka melarikan diri ke beberapa negara Asia. Ini cikal bakal kenapa Aceh selalu penuh pengungsi baru. Selain Aceh atau Indonesia, Malaysia, Thailand, dan India juga menjadi tujuan mereka untuk menyelamatkan diri.
Sebagai informasi, Myanmar memiliki kepercayaan atau agama Buddha sebagai mayoritas dan gerakan terhadap pemusnahan Rohingya disebut Ekstrimis Buddhis. Dalam sejarah etnis Rohingya di negaranya sendiri, konflik itu masih berlangsung sampai sekarang. Masalah terparah adalah pada 2012 yang menyebabkan pemerkosaan, penindasan, bahkan sampai pembunuhan.
Meskipun sekarang banyak sekali pengungsi di Aceh, namun kabarnya ada juga beberapa orang yang pasrah dan tidak melakukan perlawanan. Atas penindasan tersebut, kelompoknya memiliki sebutan etnis tanpa negara karena diusir dari rumahnya sendiri. Sekarang mereka juga sudah mulai membludak di Aceh sehingga sebagian ditolak atas dasar kekhawatiran terjadi konflik seperti Israel ke Palestina.
Disebut Etnis Tanpa Negara
Menurut panjangnya sejarah etnis Rohingya yang terusir dari negaranya sendiri, mereka memiliki julukan etnis tanpa negara. Pasca penindasan tersebut, tempat paling pertama untuk melarikan diri adalah Bangladesh, namun mereka sempat kembali ke Myanmar.
Lima tahun melarikan diri kemudian kembali lagi ke negara asalnya membuat minoritas tersebut terpengaruh logat Bangladesh. Hanya karena hal tersebut, minoritas kembali mendapatkan diskriminasi dan membuat kaumnya terkucilkan dalam negaranya sendiri. Dari selesainya perang dunia 2 sampai saat ini, Rohingya masih terlunta-lunta dan kebanyakan dimigrasi melalui lautan lepas.
Disebutkan mereka dibawa oleh pedagang dan menuju berbagai wilayah Asia, dimana salah satunya menuju ke Aceh. Sebelum ke Aceh, mereka sempat mengungsi ke Malaysia, namun akhirnya membuat masalah dengan menuntut kemerdekaan.
Penolakan Etnis Rohingnya Di Aceh
Berdasarkan sejarah etnis Rohingya tersebut, tidak sedikit peringatan untuk Aceh tidak menerima pengungsi baru kembali. Kisah kelam tentang masa lalu pada tempat mereka semestinya berada memang menarik simpati pendengar.
Namun, kian kemari memang makin banyak dari mereka yang terdampar ke Aceh sehingga otomatis populasi mereka juga kian bertambah di Serambi Mekkah itu. Pada zaman serba digital seperti sekarang tentu tidak sulit untuk mendapatkan informasi akurat. Salah satunya terkait sikap pengungsi sebenarnya, dimana penolakan harus terjadi tentu bukan tanpa alasan, melainkan memang sikap etnisnya tidak pantas.
Pernah dikabarkan mereka melakukan pesta, melayangkan ucapan pelecehan seksual, tidak terima dengan bantuan nasi seadanya, dan sebagainya. Tanpa menghilangkan sejarah etnis Rohingya yang penuh diskriminasi, namun Aceh juga harus tegas dengan aturan wilayahnya.