Penyebab Heatwave Kawasan Asia Cuaca Panas Ekstrem

Penyebab Heatwave Kawasan Asia Cuaca Panas Ekstrem

Heatwave kawasan Asia melanda beberapa tempat dalam beberapa pekan terakhir. Fenomena ini membuat suhu menjadi tinggi, bahkan mencapai rekor tertinggi di beberapa wilayah.

Gelombang panas umumnya didefinisikan sebagai periode sudah berlangsung selama beberapa hari dengan suhu jauh di atas rata-rata normal. Kondisi ini dapat membahayakan kesehatan.

Beberapa Penyebab Gelombang Panas atau Heatwave Kawasan Asia

fenomena heatwave kawasan Asia bisa disebabkan oleh beberapa faktor seperti posisi matahari itu sendiri atau kenaikan suhu permukaan air laut.

Gelombang panas dapat terjadi akibat udara hangat terperangkap di atmosfer bumi. beberapa faktor bisa mempengaruhi fenomena tersebut diantaranya ialah:

1. Aktivitas atmosfer

Gelombang panas ini di Asia disebabkan oleh terbentuknya pusat tekanan tinggi di lapisan atas atmosfer (lebih dari 3 km). Hal ini membuat udara panas tetap berada di titik tersebut dalam waktu yang lama, dari berhari-hari hingga minggu.

Udara bertekanan tinggi ini kemudian turun dan memanaskan udara di permukaan secara adiabatic sehingga dapat menyebabkan terjadinya Heatwave kawasan Asia.

Fenomena ini terjadi dalam beberapa cara dan dikendalikan oleh pola aliran jet dan gelombang Ross. Pada sistem bertekanan tinggi ini, pergerakan udara dari atmosfer bagian atas mendorong udara permukaan (subsiden).

Hal tersebut menjadi terkompresi dan tekanan udara pada permukaan meningkat akibat umpan balik positif antara daratan dan atmosfer.

2. Fenomena El Niño

Pada tahun 2024, El Niño, pola iklim di Samudera Pasifik yang membawa udara panas ke Asia, akan memperburuk kondisi. Karena tidak ada awan saat El Niño, maka lebih banyak panas matahari yang bisa mencapai permukaan bumi akan menyebabkan heatwave kawasan Asia.

Secara klimatologi, suhu udara bulanan tertinggi di Asia terjadi pada bulan April, Mei, dan Juni. Pada bulan April, Mei dan Juni, Enso berada dalam fase El Niño. Hal ini yang menyebabkan suhu udara menjadi lebih panas atau lebih tinggi (indeks Enso +0,93, El Niño lemah).

Data BMKG menunjukkan anomali suhu udara global pada tahun 2024 lebih besar dibandingkan tahun 2023. Anomali suhu udara yang meningkat ini menunjukkan suhu udara semakin panas.

3. Posisi Matahari

Gelombang panas atau heatwave kawasan Asia dipengaruhi oleh posisi Matahari di belahan bumi utara (BBU). Akibatnya, kawasan Asia, khususnya Asia Selatan, menerima radiasi matahari secara maksimal.

Sehingga menyebabkan peningkatan suhu lebih lanjut di kawasan tersebut. Uniknya, fenomena suhu panas yang terjadi pada wilayah Sumut merupakan fenomena akibat adanya pergerakan semu matahari.

Fenomena tersebut merupakan siklus normal dan terjadi setiap tahun. Sehingga potensi suhu udara panas seperti itu bisa terulang kembali dalam periode yang sama setiap tahunnya.

Sejak sepekan terakhir hingga saat ini, hampir sebagian besar negara bagian Asia Selatan masih terkena dampak gelombang panas. Otoritas meteorologi ini ada di negara-negara Asia seperti India, China, Bangladesh, Myanmar, Thailand, dan Laos.

Heatwave kawasan Asia ini melaporkan kejadian dengan suhu panas lebih dari 40 derajat Celcius dalam beberapa hari terakhir, sehingga mencatatkan rekor suhu tinggi baru di wilayah mereka.

4. Suhu permukaan laut yang tinggi

Suhu permukaan laut Asia saat ini berada beberapa derajat Celcius di atas normal. Hal ini akan menjaga tekanan daratan lebih tinggi dari biasanya, berarti suhu siang hari akan dimulai dari titik awal yang lebih tinggi.

Perubahan suhu air laut dapat mempengaruhi pola angin dan menarik massa udara hangat menuju daratan yang kemudian menyebabkan peningkatan di wilayah tersebut.

Selain itu, suhu air laut yang lebih tinggi juga dapat menyebabkan penguapan yang lebih besar dan peningkatan kelembapan, pada akhirnya dapat meningkatkan efek panas terhadap daratan.

5. Deforestasi

Hilangnya hutan akibat deforestasi mengurangi tutupan vegetasi yang memberikan keteduhan dan meningkatkan wilayah kering, sehingga menyerap lebih banyak panas dan memperburuk suhu udara hangat menyebabkan heatwave kawasan Asia.

Saat ini, sekitar 30% luas daratan bumi terdiri dari berbagai jenis hutan. Namun deforestasi terjadi setiap tahun sehingga menyebabkan berkurangnya luas hutan. Diperkirakan kehilangan hutan mencapai 15 juta hektar setiap tahunnya.

Hutan pada hakikatnya memiliki fungsi sebagai sistem penyangga kehidupan dan tidak dapat dipisahkan dari kehidupan makhluk hidup, termasuk manusia. Hutan yang rusak memutus rantai kehidupan dan dapat menimbulkan bencana yang menimbulkan kerugian.

6. Suhu permukaan laut di Samudera Hindia Naik

Berdasarkan data rata-rata suhu permukaan laut pada tahun 2024 di sekitar Samudera Hindia dibandingkan pada tahun 2023 menunjukkan bahwa suhu lebih tinggi mengakibatkan heatwave kawasan Asia.

Pada tanggal 28 April 2023 sebesar 30,2 derajat Celcius sementara pada tanggal 28 April 2024 mencapai 30,9 derajat Celcius. Selain itu, Kota-kota besar dengan struktur beton, kaca, dan baja menyimpan panas dan memantulkannya kembali ke atmosfer.

Sehingga menciptakan efek pulau panas perkotaan yang menambah panas. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengatakan fenomena heatwave yang melanda Indonesia dalam beberapa hari terakhir bukanlah gelombang panas.

Kondisi ini umumnya terjadi di wilayah lintang menengah hingga tinggi, di wilayah geografis dengan atau dekat daratan luas, atau di wilayah benua atau subkontinental dari sebagian heatwave kawasan Asia.

Amanda Kayshila