Runtuhnya Sang Pajajaran hingga Meninggalkan Jejak Penting
Runtuhnya Sang Pajajaran penting untuk diketahui karena sebagai salah satu kerajaan besar di Nusantara yang meninggalkan jejak penting dalam sejarah Jawa Barat. Dengan pusat pemerintahannya di daerah Pakuan (sekarang Bogor), Kerajaan Pajajaran mencerminkan kemegahan budaya Sunda pada masa kejayaannya.
Namun, kejatuhan Pajajaran penuh dengan misteri, melibatkan cerita politik, invasi, hingga pengaruh agama. Bagaimana menyusuri jejak sejarah Pajajaran, mulai dari asal-usulnya hingga peristiwa yang menyebabkan keruntuhannya.
Asal-Usul dan Pendirian Kerajaan Pajajaran
Kerajaan Pajajaran didirikan pada abad ke-14 sebagai kelanjutan dari Kerajaan Sunda Galuh. Nama “Pajajaran” berasal dari kata “jajar”, yang merujuk pada posisi strategis kerajaannya di antara dua sungai besar, yaitu Sungai Ciliwung dan Cisadane.
Pakuan Pajajaran menjadi ibu kota yang megah, dengan benteng kuat dan tata kota yang teratur. Runtuhnya sang Pajajaran yang mencapai puncak kejayaan pada masa pemerintahan Sri Baduga Maharaja (1482–1521), yang dikenal dengan sebutan Prabu Siliwangi.
Raja yang dihormati karena kebijakan bijaknya, seperti pembangunan sistem irigasi, perlindungan rakyat kecil, dan penguatan hubungan diplomatik dengan kerajaan lain.
Kejayaan Pajajaran Pusat Perdagangan dan Kebudayaan
Pada masa kejayaannya, Pajajaran menjadi pusat perdagangan dan kebudayaan di wilayah Nusantara. Letaknya yang strategis di jalur perdagangan internasional menjadikannya tujuan para pedagang dari India, Arab, dan Cina.
Kebudayaan Sunda mencapai puncaknya di Pajajaran, ditandai dengan berkembangnya seni tari, sastra, dan seni pertunjukan. Naskah-naskah kuno Sunda, seperti Carita Parahyangan dan Bujangga Manik, mencatat kemajuan Pajajaran dalam bidang kesusastraan.
Selain itu, kepercayaan Sunda Wiwitan yang dianut sebagian besar rakyat memperkaya tradisi spiritual dan adat istiadat. Salah satu peristiwa penting yang memengaruhi sejarah Pajajaran adalah Perang Bubat.
Meskipun terjadi jauh sebelum masa runtuhnya sang Pajajaran, konflik ini membekas dalam ingatan rakyat Sunda. Perang Bubat, yang melibatkan Kerajaan Majapahit dan Kerajaan Sunda, menciptakan ketegangan antara Jawa dan Sunda, yang kemudian melemahkan aliansi strategis Pajajaran dengan kerajaan-kerajaan lain.
Runtuhnya Sang Pajajaran Awal Berakhirnya Kejayaan Sunda
Kerajaan Pajajaran, juga dikenal sebagai Kerajaan Sunda Galuh, merupakan salah satu kerajaan terbesar yang pernah ada di Nusantara. Berpusat di Pakuan (kini Bogor), kerajaan ini memiliki sejarah panjang yang penuh dengan kebesaran, tradisi budaya, dan konflik.
1. Kejayaan Kerajaan Pajajaran yang Megah
Kerajaan Pajajaran didirikan pada abad ke-14 sebagai penerus Kerajaan Sunda dan Galuh. Dengan ibu kota di Pakuan Pajajaran, kerajaan ini dikenal sebagai pusat perdagangan, budaya, dan pemerintahan yang kuat di Jawa Barat.
Pada masa pemerintahannya, Raja Sri Baduga Maharaja atau yang lebih dikenal sebagai Prabu Siliwangi, membawa Pajajaran ke puncak kejayaan. Berbagai kebijakan penting seperti pembangunan irigasi, penguatan diplomasi, dan tata kelola pemerintahan yang baik menjadi ciri khas kepemimpinannya.
2. Faktor-Faktor Penyebab Kejatuhan Kerajaan Pajajaran
Meskipun Pajajaran mencapai puncak kejayaannya, sejumlah faktor internal dan eksternal mulai mengancam keberlangsungan kerajaan ini. Berikut adalah beberapa alasan utama yang menyebabkan runtuhnya sang Pajajaran.
-
Konflik Internal
Kerajaan Pajajaran tidak lepas dari perselisihan di kalangan bangsawan. Perebutan kekuasaan, ketidakharmonisan antara keluarga kerajaan, dan lemahnya kontrol raja terhadap daerah-daerah kekuasaan menyebabkan Pajajaran kehilangan stabilitas.
-
Ancaman dari Kesultanan Banten
Kesultanan Banten, yang mulai berkembang di wilayah pesisir barat Jawa, menjadi ancaman besar bagi Pajajaran. Sebagai kerajaan Islam, Banten memiliki ambisi untuk menguasai seluruh Jawa Barat, termasuk wilayah Pajajaran yang masih memegang kepercayaan Sunda Wiwitan.
-
Penyebaran Islam di Wilayah Pesisir
Seiring waktu, pengaruh Islam semakin kuat di wilayah pesisir Jawa Barat. Banyak masyarakat pesisir yang mulai meninggalkan tradisi lama dan beralih kepada ajaran Islam. Hal ini menciptakan perpecahan ideologis antara masyarakat pesisir dan pedalaman, di mana pusat pemerintahan Pajajaran berada.
-
Serangan Kesultanan Demak
Kesultanan Demak, sebagai kerajaan Islam pertama di Jawa, memiliki peran penting dalam melemahkan Pajajaran. Serangan yang dilakukan oleh Demak tidak hanya bersifat militer, tetapi juga melalui pengaruh agama dan budaya.
3. Kejatuhan Sang Pajajaran Serangan Kesultanan Banten
Puncak runtuhnya sang Pajajaran terjadi pada tahun 1579, ketika Kesultanan Banten di bawah pimpinan Maulana Yusuf melancarkan serangan besar ke ibu kota Pakuan Pajajaran. Tentara Banten berhasil menghancurkan kota dan merebut wilayah kekuasaan Pajajaran.
Serangan ini tidak hanya menghancurkan pusat pemerintahan, tetapi juga menghapuskan simbol-simbol kekuasaan Sunda. Salah satu simbol penting, Mahkota Binokasih Sanghyang Pake, diambil dan dipindahkan ke Sumedang Larang, yang menjadi penerus kerajaan Sunda di bawah naungan Islam.
4. Hilangnya Identitas Sunda Wiwitan
Setelah runtuhnya sang Pajajaran, kepercayaan Sunda Wiwitan yang dianut oleh masyarakat kerajaan perlahan-lahan tergantikan oleh Islam. Banyak masyarakat Sunda yang mengungsi ke daerah terpencil.
Seperti wilayah Baduy di Banten, untuk mempertahankan tradisi dan kepercayaan mereka. Wilayah Baduy hingga kini dianggap sebagai pewaris langsung tradisi Sunda Wiwitan yang pernah menjadi identitas Kerajaan Pajajaran.
5. Misteri Runtuhnya
Runtuhnya sang Pajajaran meninggalkan banyak misteri. Salah satunya adalah legenda Prabu Siliwangi, yang dipercaya oleh masyarakat Sunda tidak benar-benar mati, melainkan “ngahiyang” atau menghilang secara gaib. Legenda ini menjadi bagian penting dalam mitologi Sunda dan tetap hidup dalam cerita rakyat hingga kini.
Selain itu, ada spekulasi bahwa runtuhnya tidak sepenuhnya disebabkan oleh kekuatan militer Banten. Pengkhianatan dari dalam dan lemahnya kepemimpinan di akhir masa kerajaan turut menjadi faktor penting yang mempercepat kejatuhan ini.
Kerajaan Pajajaran adalah salah satu kerajaan paling berpengaruh dalam sejarah Nusantara. Meski runtuhnya sang Pajajaran akibat invasi dan perubahan zaman, keagungannya tetap hidup dalam tradisi dan budaya masyarakat Sunda.