Fakta Demensia Pada Lansia yang Perlu Masyarakat Perhatikan
Saat ini Anda perlu mengetahui beberapa fakta demensia pada lansia. Umumnya masyarakat mendefinisikannya sebagai “pikun” yang menyerang orang berusia tua. Namun sayangnya penyakit ini tidak hanya sekedar pikun atau mudah lupa saja.
Penyakit ini menjadi salah satu jenis permasalahan kesehatan berisiko tinggi, yang bisa menjangkit semua orang. Sehingga beberapa golongan usia lain selain lansia bisa terkena. Oleh sebab itu pastikan untuk memperhatikan beberapa informasinya berikut.
Fakta Demensia Pada Lansia yang Perlu Diketahui
Persoalan kesehatan satu ini memang memiliki beberapa gejala, yang berkaitan pada daya ingat. Selain permasalahan memori juga berhubungan dengan bahasa, kemampuan bicara¸ pemikiran, perubahan emosi, perilaku dan persepsi.
Ketika tidak mendapatkan penanganan secara baik nantinya bisa menimbulkan rangkaian permasalahan kesehatan lainnya. Bahkan keluhannya akan cenderung meningkat seiring bertambahnya usia. Maka dari itu perhatikan fakta demensia pada lansia di bawah ini:
-
Bukan Proses Alami Penuaan
Saat ini tidak banyak masyarakat yang sadar terkait risiko penyakit ingatan. Bahkan banyak orang menyebutnya sebagai gangguan daya ingat dalam proses pertambahan usia seseorang. Padahal jika dilihat dari segi kondisi serta perilaku jelas berbeda. Pikun umumnya merujuk pada penurunan daya ingat sehingga membuat seseorang sering lupa terhadap sesuatu.
Namun sayangnya penyakit ini cenderung berkaitan dalam perubahan perilaku serta kemampuan ingatan. Sebagai orang tua lupa terhadap wajah, nama serta beberapa kenangan tertentu merupakan hal wajar. Dimana peristiwa itu merupakan proses alami dari penuaan. Namun terdapat beberapa perbedaan ketika pikun tersebut terjadi karena suatu penyakit.
Penderita nantinya akan mengalami kesulitan dalam membuat perencanaan, berpikir atau sekedar mengikuti percakapan. Bahkan penyakit tersebut juga menyebabkan perubahan besar pada perilaku serta suasana hati seseorang.
-
Penyakit Otak
Fakta demensia pada lansia adalah terkait jenis permasalahannya. Umumnya demensia bukan proses alami penuaan. Namun merupakan penyakit otak yang menyebabkan kerusakan di bagian tertentu. Penyebab utamanya persoalan kesehatan tersebut adalah kerusakan yang terjadi di jaringan otak. Sehingga penyakitnya bukanlah penurunan daya ingat secara umum.
Sebelumnya juga perlu Anda ketahui bahwa demensia menjadi salah satu jenis Alzheimer cukup dominan di dunia. Penyebab utamanya adalah sel saraf mati sehingga merusak kimia dan struktur otak. Tentunya terdapat beberapa penyakit lupa untuk masyarakat ketahui. Perbedaan tersebut terjadi karena bagian kerusakan otak berbeda.
Umumnya semua individu memiliki faktor risiko tidak sama antara satu sama lain. Terdapat banyak hal bisa mempengaruhi terjadinya penyakit demensia. Sehingga hal tersebut bukan merupakan proses alami dalam pertambahan usia seseorang. Bahkan beberapa faktornya juga terjadi karena hubungan antara individu lain dan lingkungan.
-
Bisa Hidup Normal
Salah satu fakta demensia pada lansia lain untuk Anda perhatikan adalah terkait kehidupan penderita. Anda tidak perlu khawatir karena umumnya penderita bisa tetap menjalani kehidupan normal seperti sebelum terkena. Fakta menyebutkan bahwa saat ini belum ada obat, yang bisa mengatasi penyembuhan dari demensia.
Namun meski demikian banyak tenaga kesehatan menjelaskan bahwa penderita nantinya tetap bisa menjalani kehidupan normal Umumnya ada beberapa metode perawatan klinis yang bisa masyarakat ketahui. Perawatan tersebut berperan dalam mencegah terjadinya gejala lebih buruk bagi pasien tersebut.
Salah satu contohnya adalah dengan pemberian stimulus kognitif terhadap individu. Hal tersebut akan membantu seseorang untuk tetap aktif melakukan kegiatan fisik, sosial dan metal. Sehingga seseorang bisa mempertahankan daya ingatnya serta mencegah depresi.
-
Tidak Hanya Lansia
Poin penting dari fakta demensia pada lansia adalah ternyata penyakit tersebut tidak hanya mengenai orang tua. Secara data memang penyakit tersebut mayoritas menjangkit pada lansia. Namun terdapat beberapa kasus demensia, yang ada pada anak usia muda. Bahkan kondisi satu ini juga dapat Anda alami di bawah 65 tahun.
Sementara untuk penyebutannya sendiri cukup berbeda, yaitu demensia onset atau usia kerja. Terjadinya penyakit pada otak tersebut tentunya perlu menjadi kewaspadaan semua orang. Setiap orang perlu memahami apa saja gejala awal agar dapat melakukan deteksi dini. Sehingga nantinya Anda dapat mengurangi dampak buruk secara maksimal.
-
Gejala Bervariasi
Perlu Anda ketahui bahwa fakta demensia pada lansia mempunyai gejala berbeda-beda. Umumnya ada beberapa gejala yang bisa penderita tunjukkan. Hal tersebut berkaitan pada jenis demensia yang individu alami. Salah satu gejala umumnya adalah halusinasi serta penurunan pada kemampuan mental.
Beberapa halusinasi tersebut mencakup munculnya gambaran visual terkait orang, hewan dan bahkan bisa berupa halusinasi indra. Gejala lain adalah terjadinya gangguan pada beberapa anggota gerak tubuh. Umumnya gejala satu ini mirip dengan Parkinson sehingga membutuhkan deteksi dini dari tenaga ahli.
-
Pentingnya Diagnosis Dini
Perlu adanya diagnosis dini secara akurat pada penderita. Tujuannya adalah mengetahui apakah penderita bereaksi terhadap beberapa obat dalam perawatannya. Tentunya hal itu akan memberikan banyak pengaruh penting agar penyakit tidak semakin memburuk. Nantinya dokter bisa melakukan berbagai tes pada pasien. Hal ini seperti tes darah, scan otak, penilaian kemampuan mental dan gejala lainnya.
Meski sering disepelekan namun penyakit otak menjadi salah satu permasalahan kesehatan cukup berisiko. Sehingga pastikan Anda mengetahui beberapa fakta demensia pada lansia secara menyeluruh.