Inilah Sejarah Hajar Aswad, Batu Hitam dari Surga yang Melegenda
Sejarah Hajar Aswad menjadi sebuah informasi yang menarik sekaligus unik untuk disimak. Berbentuk batu berwarna cokelat kehitaman dan menempel pada sudut Ka’bah di Masjidil Haram, Kota Mekah, Arab Saudi. Banyak orang terutama yang mengunjungi Ka’bah sangat ingin memegang dan bahkan menciumnya langsung.
Anda sekalian yang sudah pernah beribadah umroh atau haji tentu saja bisa melihat langsung Ka’bah beserta Hajar Aswad tersebut meskipun dari kejauhan saat Thawaf. Ternyata batu yang konon katanya dari surga itu juga mempunyai sejarahnya tersendiri.
Mengenal Sejarah Hajar Aswad Lebih Dekat
Sudah sedikit disinggung di mukadimah bahwa jenis batu ini dipercaya bukan berasal dari Bumi. Namun, kepercayaan umat Islam meyakini bahwa batunya berasal dari surga yang dikirim ke Bumi. Oleh karenanya, batunya sangat dimuliakan oleh seluruh muslim di dunia.
Banyak orang dari seluruh pelosok penjuru dunia jauh-jauh mengunjungi Masjidil Haram di Kota Mekah. Selain untuk memenuhi panggilan Allah SWT berhaji dan berumroh, mereka juga ingin melihat langsung lebih dekat Ka’bah beserta Hajar Aswad.
1. Asal-Usul Hajar Aswad
Hajar artinya batu dan Aswad berarti hitam. Memang wujudnya adalah batu hitam dan jutaan orang ingin memegang, mengelus, hingga menciumnya. Lalu, bagaimana sejarah Hajar Aswad atau asal-usulnya hingga bisa berada di salah satu sudut Ka’bah?
Menurut beberapa riwayat hadis menyebutkan bahwa batu hitam tersebut masih terkait dengan pembangunan awal Ka’bah yang dilakukan oleh Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail. Disebutkan dalam sebuah hadis bahwa Malaikat Jibril sengaja membawa sebuah batu dari surga.
Selanjutnya, Jibril menemui langsung Nabi Ibrahim yang sedang membangun Ka’bah, seperti perintah Allah SWT. Setelah menerima batu tersebut, lalu Ibrahim meletakkannya ke salah satu bagian dari bangunan Ka’bah yang hampir selesai dibangun.
Ada juga riwayat menyebutkan bahwa kedua nabi yang sekaligus bapak dan anak tersebut dalam proses membangun Ka’bah. Setelah hampir selesai pembangunannya, tetapi ada bagian yang masih kurang. Lalu, Nabi Ismail ingin mengisi kekurangan dari bagian tersebut, tetapi masih bingung.
Selanjutnya, Nabi Ibrahim memerintahkan buah hatinya untuk mencari sebuah batu untuk mengisi kekurangan pada bangunan Ka’bah. Ismal pergi meninggalkan bapaknya untuk mencari batu seperti yang diperintahkan.
Namun setelah kembali dengan membawa batu, dia melihat Ibrahim sudah mengisi bagian sudut Ka’bah yang kurang tersebut dengan sebuah batu. Ismail menanyakan batuan tersebut kepada bapaknya, lalu Ibrahim menjawab bahwa batu hitam tersebut dibawa oleh Malaikat Jibril dari langit.
2. Batu dari Surga
Sejarah Hajar Aswad memang sangat identik dengan peristiwa pembangunan Ka’bah sebagai cikal bakal bangunan Masjidil Haram secara keseluruhan. Menurut sejarah yang berdasarkan dari hadis diketahui bahwa warna batuannya putih seputih susu.
Dikarenakan keturunan Nabi Adam alias manusia di Bumi yang menjadikan warnanya menjadi hitam. Namun demikian, batu tersebut suci dan mulia terutama bagi umat Islam sejak dulu hingga sekarang.
Bahkan, Rasulullah SAW memberikan sunnah atau teladan untuk mengusap serta mencium batu tersebut setiap ada kesempatan. Oleh karenanya, setiap jamaah haji atau umroh yang sedang melaksanakan Thawaf sangat dianjurkan untuk bisa mencium Hajar Aswad.
Jika tidak bisa melakukannya, cukup memegang atau mengusap batunya. Namun kenyataannya, harus mengantri lama sekaligus berdesak-desakan untuk dapat melakukannya.
Hanya yang bersabar saja bisa mewujudkan dapat mencium batu dari surga tersebut. Jadi, sejarah Hajar Aswad dimulai dari Nabi ibrahim dan Nabi Ismail yang diperintahkan Allah SWT untuk membangun Ka’bah, sehingga menjadi bangunan besar.
Hingga pada masa Nabi Muhammad SAW, batu suci tersebut masih dimuliakan. Bahkan sampai di akhir zaman nanti, akan tetap bertahan bersama bangunan Ka’bahnya.
Sejarah Hajar Aswad hingga Akhir Zaman
Sekarang, batu hitam dari surga tersebut masih ada dan terus dijaga setiap saat di Masjidil Haram. Orang-orang yang berthawaf masih memegang, menyentuh, hingga mencium batunya berharap bisa semakin dekat dengan Allah SWT.
Selain itu, harapan mendapatkan ridho-Nya agar dapat masuk ke dalam surga-Nya. Oleh karenanya, jutaan umat Islam yang mengunjungi Masjidil Haram sangat ingin berdekatan langsung dengan batu hitam tersebut.
Hal tersebut tidak bisa terlepas dari sejarah Hajar Aswad itu sendiri yang hingga saat ini masih dipegang teguh. Cerita dan kisahnya perihal Nabi Ibrahim, Nabi Ismail, hingga Nabi Muhammad SAW sangat terkait dengan Ka’bah serta Hajar Aswad.
Oleh karenanya, Anda sekalian sebagai umat Islam harus mempercayainya ceritanya karena riwayatnya berdasarkan hadis bersanad shahih. Bahkan, kisah pembangunan Ka’bah beserta pemasangan batu hitam dari surga di salah satu bagian sudutnya.
Ini juga disisipkan ke dalam mata pelajaran sekolah hingga mata kuliah. Dengan begitu, riwayatnya bisa terus diturunkan serta diwariskan kepada generasi berikutnya terus menerus.
Sekarang, Anda sekalian sudah mengetahui perihal sejarahnya, sehingga bisa memetik hikmah di dalam kisahnya. Sejarah Hajar Aswad yang melegenda hingga sekarang akan selalu diingat oleh seluruh umat Islam sampai akhir zaman.